Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

GAYATRI PENUNGGU ALAS PURWO

 GAYATRI



Hutan belantara Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, diketahui memiliki banyak cerita misteri.

Puluhan ribu orang mengunjungi hutan ini tiap tahunnya, baik tujuan wisata ataupun kepentingan lain-lain, mulai dari orang biasa hingga setingkat pejabat kelas atas.

Dari sederet kemistisan ada satu sosok wanita yang sudah tenar menghuni Alas Purwo dia adalah Gayatri. Sosok mistis yang berwujud wanita berparas elok dengan penampilan manusia berusia separuh abad.

Dari cerita yang beredar, Gayatri memiliki penampilan sopan. Mengenakan kebaya kuno khas adat Jawa dengan motif garis berwarna tinta dengan warna senada dan ada selendang di bahu kanannya.

SUMPAH POCONG: BACA DI SINI.

Berdasarkan cerita masyarakat, Gayatri memiliki postur tinggi kurang dari 170 cm. Wanita mistis ini terlihat anggun dan cantik meskipun tanpa riasan wajah. Rambutnya berwarna hitam, digelung membentuk sanggul dengan riasan tusuk jepitan yang terbuat dari kayu.

Meski Bukan dari golongan manusia, sosok Gayatri tidak memiliki aura yang menyeramkan.

Tidak semua manusia bisa bertemu dengan sosok ini, diyakini hanya orang-orang tertentu saja yang berkesempatan berjumpa atau bisa berbincang dengan Gayatri.

Gayatri memiliki tutur kata khas orang Jawa. Dari perawakannya menunjukkan bahwa sosoknya berasal dari golongan bangsawan. Suaranya halus dan pelan.

Saat berinteraksi dengan manusia, aroma sosok ini begitu harum mirip pewangian bunga melati. Konon Gayatri adalah sosok ibu dibalik sejarah agung Kerajaan Majapahit atau sebelum negara Indonesia ada.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh mantan Duta Besar Kanada untuk Indonesia kala itu, wanita mistis ini memiliki nama Gayatri Rajapatni. Gayatri adalah putri bungsu Sri Maharaja Kartanegara Raja Singosari

Gayatri digambarkan sebagai sosok Prajnaparamita atau Dewi Kebijaksanaan tertinggi yang telah melahirkan raja-raja setelahnya.

Gayatri adalah istri dari Raden Wijaya, raja pertama Majapahit.

****

Salah satu karyawan perusahaan ternama di Indonesia Purnomo menceritakan pengalamannya saat ia berjumpa dengan Gayatri di Alas Purwo.

Di penghujung Agustus 2010 silam ia bersama rekannya terlibat dalam sebuah ekspedisi di Pesisir Selatan Kabupaten Banyuwangi. Purnomo dan rekannya ini memulai ekspedisi dari pantai Grajagan di Kecamatan Purwoharjo. Karena medan yang terjal keduanya memutuskan untuk menunggangi motor trail sewaan.

Di hari kedua.

SUMPAH POCONG: MONGGO BACA DI SINI

Ekspedisi berlanjut ke Pantai Pulau Merah, kemudian berlanjut ke Pantai Pancer dan Rajegwesi.

Di ujung ekspedisi keduanya akhirnya sampai di Pos Pancur. Lokasi ini masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Alas Purwo.

Menjelang malam keduanya memutuskan untuk bermalam di sebuah warung dengan konstruksi kayu, separuh bangunannya terbuka.

Saat itu suasana cukup redup, maklum di tahun 2010 kala itu sumber listrik berasal dari tenaga diesel, lampu tersebut akan mati tepat pada Jam 21.00 selebihnya mereka mengandalkan penerangan dari nyala api lilin.

Keduanya tidak sepenuhnya kesepian karena suara serangga dan hewan nokturnal saling bersahutan.

“Kami tidur di warung di sebuah kursi panjang dan posisi kami bersebelahan. Cuma disekat meja panjang,” kata Purnomo.

Meski memaksa memejamkan mata namun rupanya itu sulit dilakukan suasana saat itu membuat Purnomo harus terjaga sepanjang malam.

Tak berselang lama hal tak masuk akal pun terjadi. Kabut tipis perlahan mulai menyelimuti, disusul hawa dingin yang lumayan menusuk.

Karena kabut ini, pandangan mereka pun terbatas. Samar-samar mulai tercium aroma mirip wangi bunga melati.

Sontak suasana ini membuat prasangka bergejolak.

Dari dalam kabut itu muncul sesosok menyerupai manusia berjalan pelan menghampiri mereka di warung, semakin dekat aroma wangi bunga melati semakin menyengat pula.

Purnomo baru menyadari sosok tersebut setelah duduk di ujung kursi panjang tempat mereka berbaring. Dari posisi duduk itu wanita ini kemudian menoleh dan menaruh pandangannya. “Kang Mas,” ucap wanita tersebut mencoba menyapa dengan  melirik.

Purnomo hanya termangu merinding dirasuki ketakutan membalas sapa wanita itu dengan senyum terpaksa diikuti anggukan kepala.

Jantungnya berdegup kencang, pikirannya mencoba menolak apa yang ada di hadapannya, namun matanya tidak bisa berbohong bahwa sosok ini kasat mata masih dalam keadaan terdiam.

BILAL MAYIT: BACA DI SINI, NGGEH

Sosok wanita ini kemudian mencoba mendekat menggeserkan posisi duduknya ke arah Purnomo. Jantung Purnomo semakin berdetak kencang, dia hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sosok wanita tersebut menyebutkan namanya kepada Purnomo. Selang beberapa saat setelah wanita ini memperkenalkan dirinya dengan nama

Gayatri kemudian mulai bercerita.

Dari ceritanya inilah Purnomo mengetahui bahwa Gayatri sudah lama tinggal di Alas Purwo Banyuwangi, tepatnya ribuan tahun lalu, jauh sebelum negara Indonesia ada.

Mendengar cerita Gayatri, Purnomo hanya bisa melempar senyum layaknya orang bodoh sembari terkadang diikuti anggukan kepala.

Seolah mengerti bahasa tubuh Purnomo, Gayatri hanya meminta Purnomo untuk mendengarkan ceritanya. “Dengarkan saja, ya,” kata Gayatri.

Purnomo tidak bisa seluruhnya menerjemahkan ucapan Gayatri, karena sosok ini menggunakan bahasa Jawa dan ada beberapa kosakata yang tidak diketahui Purnomo, kemungkinan potongan kata tersebut merupakan bahasa Sangsekerta

Dari pertemuan singkat tersebut Purnomo mengatakan bahwa Gayatri mengemban sebuah tugas abadi, yakni untuk menebar kedamaian melalui perilaku dan tutur kata bukan hanya ke sesama manusia tapi juga kepada makhluk lain ciptaan yang Maha Kuasa.

“Saya pamit, Mas,” kata Purnomo menirukan kalimat penutup yang diucapkan Gayatri di penghujung pertemuan mereka.

Purnomo masih juga terdiam hanya bisa menyaksikan sosok Gayatri tersebut berjalan pelan menjauh di kegelapan hutan dan tidak lagi kelihatan. Perlahan wangi bunga melati juga memudar.

Setelah pertemuan tersebut sebuah rasa kantuk mendorong untuk tertidur.

Tidak peduli seberapa kuat ia melawan namun dorongan untuk tidur tersebut begitu kuat hingga pagi tiba Purnomo masih bertanya-tanya apakah pertemuan semalam itu nyata?

Tak sempat berpikir lebih, Purnomo Kemudian dikagetkan oleh petugas Taman Nasional Alas Purwo yang menghampirinya. Ternyata petugas tersebut mengetahui kejadian yang dialami Purnomo saat malam hari dengan sosok Gayatri. “Mas, Sampean tadi malam disambangi, ya. Itu namanya Diajeng Gayatri. Saya kerap jumpa dengannya,” kata petugas tersebut kepada Purnomo.

Petugas ini mengakui meski kerap berjumpa sosok Gayatri, namun dirinya dan petugas lainnya tidak pernah mendapatkan gangguan.

Gayatri dikenal sebagai makhluk tak kasat mata yang berbudi luhur dan baik perilakunya.

“Cantik memang. Diajeng Gayatri ini ramah dan sopan. Tidak suka jahil kepada manusia, tapi ya begitu. Kita tidak bisa menemuinya, hanya dia yang bisa menemui kita,” ujar petugas tersebut.

Cerita Purnomo berlanjut di awal tahun 2020 tepat seminggu sebelum pandemi covid-19 menjajah Indonesia kala itu.

Purnomo berboncengan menggunakan motor dengan anak dan istrinya untuk berwisata di Alas Purwo.

Siang hari Purnomo kembali dijumpai oleh sosok Gayatri. Lagi-lagi jantung Purnomo berdegup cepat tapi tidak sekencang pertemuan pertama di tahun 2010 silam.

Penampilan Gayatri menurut Purnomo masih sama. “Terakhir saya ketemu di depan Pura Kawitan Alas Purwo. Pakaiannya tetap warna hitam tinta pakai kebaya dan wajahnya juga sama tidak menua,” kata Purnomo.

Menurut Purnomo, siang itu sosok Gayatri ini sedang bersih-bersih.  Tampak dari tangannya yang memegang sebuah sapu, akan tetapi hanya Purnomo yang dapat melihat sosoknya. Sedangkan istri dan anaknya hanya menyaksikan Purnomo berbincang tanpa lawan bicara.

“Istri ngomong ke saya. Dia tanya saya habis ngobrol dengan siapa?” kata Purnomo.

Pada pertemuan ini sosok Gayatri tidak lagi memperkenalkan dirinya namun kemunculan Gayatri ini tetap ditandai dengan aroma wangi bunga melati yang cukup pekat, disusul hawa dingin yang tiba-tiba saja menyelimuti.

Selanjutnya Purnomo mencoba memberanikan diri untuk bertanya, “Diajeng Gayatri, sedang apa di sini?” ucap Purnomo bertanya kepada sosok gaib tersebut.

“Ini habis bersih-bersih. Sebagai makhluk itu seharusnya ya patut bersih-bersih kalau kotor itu tidak baik,” jawab Gayatri atas pertanyaan Purnomo.

Saat perjumpaan mereka di depan Pura Kawitan Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur. 

SELESAI

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search